Pagelaran akbar Piala AFF 2010 memang sudah selesai. Bagaimanapun juga kita harus mengakui kemenangan Malaysia yang berhasil “Mencuri” piala yang kita idam idamkan selama kurang lebih 16 tahun terakhir.
Namun dibalik itu semua, mari kita sedikit flashback selama piala AFF digelar. Banyak sekali sisi positif dari satu bulan pagelaran Piala AFF ditabuh. Berikut adalah diantaranya :
1. PEMBUKTIAN PROYEK NATURALISASI
Pertama kali dalam sejarah, Timnas Indonesia menggunakan jasa pemain “Impor” dalam Piala AFF. Cristian Gonzales adalah pemain berdarah Uruguay yang diberikan kehormatan untuk mengenakan kostum berlambang Garuda di dadanya. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa El Loco – Julukan Gonzales memberikan kontribusi yang luar biasa untuk timnas Indonesia. Satu gol ke gawang Malaysia dan Laos, ditambah dua gol ke gawang Filipina seakan akan menjadi bukti bahwa Gonzales merupakan bukti berhasilnya proyek naturalisasi “kloter” pertama oleh Indonesia.
Selan El loco, ada satu nama lagi yang juga berdarah “Impor”, yakni Irfan Bachdim. Namun Bachdim bukanlah pemain proyek naturalisasi walaupun terlahir di Amsterdam (Belanda). Irfan telah memilih kewarganegaraan Indonesia sejak usia 17 tahun yang mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Dengan begitu, Irfan digolongkan sebagai pemain keturunan.
2. PROSPEK PEMAIN MUDA
Timnas Indonesia kini hadir dengan wajah baru. Bahkan bukan hanya wajah, namun juga dengan semangat baru dan warna baru. Usia rata-rata sekitar 27 tahun, Timnas Indonesia masih bisa digolongkan sebagai tim yang memiliki pemain-pemain muda.
Zulkifli Syukur, Kurnia Mega, Johan Juansyah, Yongki Aribowo, Ahmad Bustomi, Yesayas Desnam, Okto Maniani, Muhammad Nasuha, dan Irfan Bachdim adalah beberapa diantara pemain-pemain muda potensial Indonesia. Kehadiran Bustomi misalnya, membuat kita sedikit tenang dengan absennya Ponaryo Astaman. Begitu pula dengan Zulkifli yang membuktikan kelasnya bahwa ia pantas menggantikan seorang Riccardo Salampessy atau Ismed Sofyan.
Namun diantara mereka semua, mungkin nama Irfan Bachdim dan Okto Maniani yang sangant digembor-gemborkan. Penampilan gemilang mereka seakan menjadi jaminan masa depan merah-putih selanjutnya. Sayap-sayap garuda muda telah lahir. Kini saatnya membina dan membimbing mereka untuk lebih terbang tinggi membawa nama GARUDA ke pentas asia, bahkan dunia. Amin
3.MEMPERSATUKAN INDONESIA
Tidak ada yang sebelumnya menyangka bahwa pagelaran Piala AFF 2010 menjadi ajang mempersatukan Indonesia di tengah masalah yang karut marut belakangan ini.
Tidak peduli warna kulit, ras, suku, agama, warna klub, jabatan, serta pekerjaan. Ya, semua bersatu menjadi satu warna : Merah. Gelora Bung Karno menjadi saksi bisu bersatunya seluruh elemen masyarakat untuk mendukung negaranya tercinta. Bahkan suatu kehormatan Bapak Presiden kita meluangkan waktunya berbaur dengan rakyatnya hanya untuk menyaksikan beberapa laga Timnas.
Tidak hanya itu, semboyan dan yel-yel yang dikumandangkan menjadi suatu fenomena baru. Kini rakyat Indonesia benar-benar bangga pada Indonesia. Mereka seakan akan tidak terpaksa lagi mengenakan baju berlambang Garuda di dada mereka seperti zaman Orde Baru silam. Seluruh tempat dipenuhi oleh lautan merah berlogo garuda di dada mereka sembari menyanyikan “Garuda Didadaku”. Tak peduli dari tukang becak maupun ketua partai parpol, semua bersatu untuk INDONESIA
Setidaknya semoga persatuan ini masih terus dapat dipertahankan hingga ujung hayat Indonesia. Amin
4. DUKUNGAN UNTUK INDONESIA
Dukungan untuk Indonesia tidak hanya dari rakyat Indonesia, namun juga dari beberapa selebritas sepak bola dunia.
Siapa yang menyangka bahwa seorang Rio Ferdinand ternyata ikut menyaksikan dan mendukung timnas Indonesia jauh di negeri Elizabeth sana. Dukungan Rio melalui akun Twitternya tentu memberikan warna baru bagi para penggemarnya di Indonesia.
Tidak hanya Rio, Cesc fabregas dan Ryan Babel juga terang-terangan menyuarakan dukungan mereka melalui akun Twitter mereka masing-masing. Suatu kehormatan bagi Timnas Indonesia mampu menarik perhatian bintang-bintang lapangan dunia menyuarakan dukungannya.
Bahkan, Timnas Indonesia pernah menjadi Trending Topics di Twitter.com. Salut untuk GARUDA !!!
5. PELAJARAN PENTING DARI LASER
Sebelum pagelaran AFF di gelar, mungkin masalah Laser belum menjadi perhatian AFC ataupun FIFA. Walaupun dalam beberapa pertandingan Piala Dunia sempat terjadi, namun itu semua belum menarik perhatian asosiasi sepakbola untuk mengusutnya lebih lanjut.
Piala AFF yang disiarkan melalui salah satu jaringan televisi internasional telah membius pandangan AFC dan FIFA tentang Laser. Ya, Laser tidak dapat dipungkiri dapat mengubah hasil dari sebuah pertandingan (walaupun tidak bisa sepenuhnya disalahkan)
Terhentinya pertandingan Malaysia vs Indonesia di Bukit Jalil 26 Desember lalu menjadi PR bagi induk sepak bola dunia untuk membahasnya lebih lanjut. Bagaimanapun juga, Laser bukanlah bagian dari sepak bola dan dapat menjadi alat kecurangan bagi mereka yg menyalahgunakannya.
6. PELAJARAN BERHARGA
Piala AFF 2010 mengajarkan kita bahwa kemenangan bukanlah segalanya. Lihatlah betapa perkasanya Garuda sejak laga pertama digelar. Lima kemenangan beruntun diberikan timnas kepada kita, sayangnya di laga final pertama, Indonesia masih “demam” panggung di kandang Harimau Malaya. Beban kekalahan 3-0 yang dibawa ke GBK terlalu berat walau pada akhirnya kita harus mengakui taring Malaysia yang berhasil menjuarai piala AFF. Padahal, Malaysia adalah tim pertama yang kita bantai 5-1 di laga pembuka.
Tidak hanya faktor kurangnya kesempatan laga tandang, berbagai faktor Y juga mengganggu persiapan timnas secara maksimal. Dari mulai expose media yang berlebihan, kunjungan, undangan, dan berbagai kegiatan “tidak begitu” penting harus dilakukan semua elemen timnas. tentu ini sangat mengganggu persiapan untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Ricuhnya pembelian tiket juga menjadi PR bagi kita semua, tidak hanya PSSI sebagai induk sepakbola nasional. Mari instrospeksi diri kita masing-masing agar bersama mampu memajukan sepakbola Indonesia. Jumlah pengantre yang lebih banyak dari jumlah tiket tentu tidak bisa dipaksakan. Namun yang terjadi, para supporter tetap memaksa masuk dan bahkan merulah di lapangan GBK.
Semuanya adalah pelajaran berharga yang kita dapatkan. Tidak perlu saling menyalahkan, mari kita saling innstospeksi diri dan bergandengan tangan untuk kembali memajukan persepakbolaan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Mari Berbenah!!!
7. MENGAJARKAN SPORTIFITAS
Tidak perlu disesali akan kekalahan kita. Mari bersama-sama kita akui kejayaan Malaysia tahun ini sebagai raja ASEAN. Rasa sakit hati pastilah kita rasakan, apalagi negara rival abadi kita mengangkat Piala di bumi Zamrud Khatulistiwa kia tercinta.
Namun yang lalu biarlah berlalu. Setidaknya kemenangan Malaysia memberikan kita pelajaran arti Sportifitas dalam sepak bola. Mungkin diantara kita banyak yang menganggap Malaysia bermain curang di leg pertama karena menggunakan Laser. Namun apa daya? Tidakkah itu berguna lagi sebab nasi telah menjadi bubur. Biarlah pihak-pihak yang berwenang menelusuri fenomena tersebut.
Timnas Indonesia telah menunjukkan yang terbaik. Garuda pada akhrinya membumi untuk ke empat kalinya di bumi pertiwi. Mari tunjukkan sportifitas kita. Ya, yakinlah suatu saat nanti kita akan mampu menjuarai ajang ini. Jangan berhenti mendukung timnas dan Indonesia. Biarkan yang berlalu tetap berlalu, dan mari bersama kita dukung perkembangan sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Seperti yang dikatakan kapten kita : ” Dengan berhenti berusaha maka kita tidak lebih baik dari seorang pengecut (Bambang Pamungkas) “
Mari sama-sama berusaha sesuai dengan APA dan SIAPA diri kita. Karena semua untuk masa depan sepakbola Indonesia.
Selamat kepada Malaysia!! Tunggulah, kami akan terus berkembang menjadi lebih baik!! Dan nantikan pembalasan kami!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar